Gambar : Live Action "Omoi, Omoware, Furi,Furare" |
"EIJI PILIH AKARI ATAU YUNA?
CERITA EIJI AKASO TENTANG 'FURIFURA'"
Setelah cerita dari Minami Hamabe, kali ini kita akan cari tahu lagi serba-serbi live action "Omoi, Omoware, Furi, Furare" dari cast lainnya, yaitu Eiji Akaso, sang pemeran Inui Kazuomi.
Apa kata Eiji Akaso tentang live action "Furifura", ya?
Apa kata Eiji Akaso tentang live action "Furifura", ya?
Ini dia!
1. Eiji Akaso senang sekali saat dipercaya memerankan tokoh Inui Kazuomi. Karena, ketika Eiji mendengar penjelasan mengenai seperti apa tokoh Inui, banyak hal dari tokoh itu yang berhubungan dengan dirinya di masa lalu. Kesamaan dirinya dengan tokoh Inui membuatnya sangat ingin memerankan tokoh Inui, karena Eiji pernah melalui hal yang dialami tokoh Inui. Tokoh Inui, yang meski memiliki mimpinya sendiri, ia menyembunyikan impiannya itu dan menyerah karena keadaan orang tuanya. Eiji berpikir situasi itu mirip dengannya di masa sekolah. Eiji juga pernah berpikir untuk menyerah pada mimpinya untuk menjadi aktor, dan menurut Eiji, seandainya ia tidak bertemu pimpinan agensinya, saat ini ia mungkin sedang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan.
2. Eiji sempat merasakan tekanan dan khawatir imej tokoh yang ia perankan berbeda dengan imej tokoh Inui yang sebenarnya, mengingat karya Io Sakisaka memiliki banyak penggemar.
3. Ketika ditanya mengenai kemiripannya dengan tokoh Inui, Eiji agak sulit menjawabnya, karena baginya, sulit untuk mengungkapkan bagaimana kepribadiannya sendiri ke dalam kata-kata. Jika ia mencoba menguraikan kepribadiannya sendiri secara rinci, yang ada malah muncul pertanyaan, “sebenarnya diriku ini seperti apa?” Tapi, Eiji merasa mungkin saja memang ada kemiripan antara tokoh Inui dengan dirinya. Biarpun enggan mengakuinya, Eiji berpendapat bahwa sisi natural dan spontan dari tokoh Inui yang mirip dengannya.
4. Eiji adalah tipe orang yang melakukan persiapan dengan berlatih terlebih dahulu sebelum melakoni sebuah peran. Ia mengaku bahwa ia adalah orang yang mudah ditebak dan kikuk, sehingga jika ia tidak melakukan perannya dengan baik akibat kurang persiapan, hal itu akan segera ketahuan dan terlihat di kamera. Karenanya, ia berusaha lebih dari yang orang lain lakukan.
5. Sehari sebelum syuting, biasanya Eiji berpikir tentang apa yang akan dilakukan tokoh Inui jika dihadapkan pada sebuah situasi. Karena, tokoh Inui sendiri memiliki sifat terus terang tentang dan terbiasa mengungkapkan apa yang ia pikirkan. Jadi, sebagai latihan, Eiji juga berusaha mengatakan apa saja yang ia rasakan secara langsung, seperti mengatakan, “habis mandi rasanya enak sekali”, “langitnya bagus”, “makanannya enak”, “tehnya enak” dan sebagainya. Eiji secara sadar merespon satu per satu hal dan mengungkapkannya lewat kata-kata.
6. Berperan dalam film ini juga membuat Eiji kembali menggali dirinya di masa lalu, karena menurutnya, masalah-masalah berat di masa SMA akan menjadi kenangan yang bernilai seiring kita tumbuh dewasa. Ia merasa hal itu menarik, seolah ia sedang menganalisis dirinya sendiri.
7. Ketika ditanya apakah ia lebih tertarik pada tokoh Akari atau tokoh Yuna, Eiji mengaku ia menyukai keduanya, sehingga sulit baginya untuk memilih, karena keduanya adalah gadis yang luar biasa. Tapi, jika dilihat dari bagaimana mereka bertemu, dan seandainya Eiji masih berada di masa sekolah, ia akan memilih tokoh Yuna yang menjadi teman masa kecilnya. Sedangkan, Eiji yang sekarang lebih memilih tokoh Akari.
8. Tipe perempuan yang Eiji sukai berubah. Dulu, tipe perempuan yang disukai Eiji adalah perempuan seperti tokoh Yuna, yang punya imej murni, sederhana dan tulus. Kalau sekarang, tipenya adalah tokoh Akari, yang mudah diajak bicara dan bisa enjoy saat bersama, karena kini ia mengutamakan rasa nyaman saat bersama.
9. Eiji bercerita bahwa keempat pemeran tokoh utama (Eiji Akaso, Minami Hamabe, Takumi Kitamura dan Riko Fukumoto) merupakan tipe orang yang anteng dengan kegiatan masing-masing. Dibanding seru-seruan ngobrol bareng berempat, mereka lebih antusias ngobrol masing-masing dengan topik yang berbeda-beda.
Gambar : Live Action "Omoi, Omoware, Furi, Furare" |
10. Takumi Kitamura, misalnya. Eiji dan Takumi antusias jika membicarakan tentang film, karena Takumi memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang film, jadi Takumi sering merekomendasikan film-film yang belum pernah Eiji tonton.
11. Kalau dengan Minami, obrolannya cukup unik. Eiji yang mengidap Gastroptosis (kondisi abnormal di perut dan pencernaan yang menyebabkan gejala mual, sakit pencernaan dan sembelit) menjadi bahan obrolan yang seru bagi Minami. Mereka sering berdiskusi tentang apakah sit-up atau handstand bisa menyembuhkan gastroptosis.
12. Kalau dengan Riko, Eiji biasanya bicara tentang kampus dan perkuliahan. Kebetulan, upacara penerimaan mahasiswa bertepatan dengan masa syuting, jadi mereka berbagi tentang bagaimana Riko bersungguh-sungguh dalam menjalani masa studinya.
13. Eiji sempat terkejut ketika mengetahui mereka semua, bahkan termasuk sang sutradara, sama-sama bergolongan darah B.
14. Eiji mengaku ia tidak begitu pandai mengekspresikan sesuatu dengan kata-kata di media sosial, karenanya cara terbaik baginya untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan adalah lewat sebuah karya. Film “Furifura” ini membuat penonton merasakan adanya keberanian karena jatuh cinta kepada seseorang, karenanya Eiji merasa senang terlibat dalam karya ini.
* Disadur dari artikel modelpress
* Transkripsi oleh Sapta Stori
11. Kalau dengan Minami, obrolannya cukup unik. Eiji yang mengidap Gastroptosis (kondisi abnormal di perut dan pencernaan yang menyebabkan gejala mual, sakit pencernaan dan sembelit) menjadi bahan obrolan yang seru bagi Minami. Mereka sering berdiskusi tentang apakah sit-up atau handstand bisa menyembuhkan gastroptosis.
12. Kalau dengan Riko, Eiji biasanya bicara tentang kampus dan perkuliahan. Kebetulan, upacara penerimaan mahasiswa bertepatan dengan masa syuting, jadi mereka berbagi tentang bagaimana Riko bersungguh-sungguh dalam menjalani masa studinya.
13. Eiji sempat terkejut ketika mengetahui mereka semua, bahkan termasuk sang sutradara, sama-sama bergolongan darah B.
14. Eiji mengaku ia tidak begitu pandai mengekspresikan sesuatu dengan kata-kata di media sosial, karenanya cara terbaik baginya untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan adalah lewat sebuah karya. Film “Furifura” ini membuat penonton merasakan adanya keberanian karena jatuh cinta kepada seseorang, karenanya Eiji merasa senang terlibat dalam karya ini.
* Disadur dari artikel modelpress
* Transkripsi oleh Sapta Stori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar